Baru-baru ini beredar berita menghebohkan tentang bocah Syiah berusia 6 tahun yang dipenggal di depan ibunya oleh sopir Arab Saudi ketika mereka hendak naik taksi menuju ke sebuah situs Nabi Muhammad SAW.
Berita ini sempat tayang di media lokal seperti Sindo News, Fajar Online dan rakyatku.com. Sedang di luar negeri, Berita ini sudah menyebar di situs Daily Mail, Mirro.co.uk, The Sun, metro.co.uk., dll.
Dikabarkan korban bernama Zakaria al-Jaber. Bocah ini diserang di bagian tenggorokan dengan pecahan kaca dari botol. Kejadian terjadi pada Kamis lalu.
Lantas, Apakah berita itu benar?
Berdasarkan penelusuran redaksi Duniatimteng.com, berita tersebut banyak ditemukan kejanggalan.
Pertama berita dipenggalnya boah syiah ini tidak ada di media mainstream Timur Tengah seperti Al-Jazeera, Alarabiya, Saudi Gazette atau situs terkemuka lainnya. Berita pertama muncul justru dari PressTV Iran .
Laporan media pada umumnya merujuk ke LSM yang berbasis di Washington – “Shia Rights Watch”, yang didirikan delapan tahun lalu oleh Mustafa Akhwand – lulusan dari George Mason University Virginia-USA.
Kedua, laporan itu mengatakan “Para aktivis melaporkan bahwa beberapa menit setelah percakapan ini sebuah mobil berhenti ..”, dan lebih jauh lagi dikatakan … “Saksi mata melaporkan anak itu dipenggal.”
Jika dianalisis, laporan itu tidak resmi, dan menyebutkan “aktivis” dan “saksi” secara anonim.
Siapa saksinya? Kredibilitas apa yang dimiliki para saksi itu? Latar belakang apa yang dimiliki para saksi itu? Bagaimana kita bisa mempercayai saksi-saksi itu? Bagaimana kita tahu kalau anak itu Syiah? Di mana laporan faktual dan resmi bahwa anak itu bepergian dengan taksi? Dan banyak lagi pertanyaan yang belum terjawab.
Menariknya, Syiah Rights Watch berkantor di Washington-DC . Pertanyananya, bagaimana sebuah laporan yang dibuat sejauh 11.737 km dari Madinah bisa otentik dan dipercaya?
Berita yang resmi menyebutkan; penyerang berusia 35 tahun duduk di dalam sebuah kedai kopi (bukan mengendarai taksi), ketika dia melihat seorang anak berusia enam tahun berkeliaran di luar sebuah restoran, si pembunuh dengan cepat mengambil anak itu dari tangan ibunya. , memecahkan botol yang dia temukan di dekat kedai kopi dan menikamnya. Seorang polisi tiba dengan segera tetapi tidak bisa menyelamatkan anak yang tidak bersalah itu.
Masalahnya, tidak ada yang tahu apakah anak itu Syiah atau Sunni. Tidak ada yang peduli untuk mengetahui apakah dia Syiah atau Sunni. Yang kita tahu adalah — dia adalah anak yang tidak bersalah.
Ketiga, jika anak itu dibunuh oleh warga negara Saudi karena menjadi “Syiah”, lalu mengapa pemerintah Saudi menguburkannya di – Jannatul Baqi – kuburan kuno Madinah di mana semua sahabat utama Nabi Muhammad dimakamkan 14 abad yang lalu?
Kesimpulannya, ini insiden kriminal biasa dan penyerang merupakan orang gila dan psikopat, yang melakukan kejahatan secara tiba-tiba, tanpa memikirkan perbedaan Syiah atau Sunni. Berita menjadi viral karena dikaitkan dengan isu Sunni-Syiah oleh media yang berkepentingan.
(120)