Partai Reformasi Yaman telah membekukan keanggotaan pemenang Hadiah Nobel Yaman, Tawakkul Karman setelah menuduh koalisi pimpinan Saudi seperti seorang penjajah dalam perang sipil yang menimpa negaranya, sebagaimana yang diungkapkan oleh para tahanan yang berasal dari Riyadh dan para pejabat senior dari Abu Dhabi, Aljazeera melaporkan (05/02/2018).
Partai yang dipimpin oleh Presiden Abd Rabbo Mansour Hadi, yang didukung oleh koalisi pimpinan Saudi, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Tawakkul Karman tidak mewakili reformasi, sikap dan orientasinya, dan harus keluar dari reformasi.
Sekretariat Jenderal Partai Reformasi mengatakan bahwa mereka telah berusaha keras untuk menghalangi Karman, namun hal itu tidak tidak ditanggapi dan mengambil keputusan untuk membekukan keanggotaannya berdasarkan sistem dan peraturan partai.
Karman menuduh tindakan koalisi Arab sebagai sebuah agresi dengan mengatakan dalam sebuah cuitan di Twitter bahwa koalisi agresi Saudi-UEA mengeksploitasi kudeta tersebut melawan legitimasi di Sanaa (dilaksanakan oleh kelompok Houthi pada tahun 2014) untuk melakukan pendudukan yang brutal dan paling mengerikan di Yaman.
Dalam sebuah komentar mengenai keputusan untuk membekukan keanggotaannya, Tawakkul Karman, sekretariat umum Partai Reformasi, mengatakan “hanya tahanan dari Riyadh dan para pejabat senior dari Abu Dhabi yang sejauh ini menyimpang dari agenda yang disepakati oleh koalisi Arab”.
Karman mengatakan bahwa “Arab Saudi, UAE telah mengubah legitimasi dan partai-partai Yaman, terutama reformasi, menjadi sandera, kehendak dan kontrol atas keputusannya, dan mereka harus berdiri sampai bisa melepaskan diri dari ketergantungan.”
Pernyataan Karman muncul beberapa hari setelah bentrokan di kota Aden antara kekuatan pemerintah yang diakui secara internasional dan Dewan Transisi yang didukung oleh AS yang dianggap sebagai penyimpangan koalisi pimpinan Saudi untuk mempertahankan legitimasi.
(166)