Garis Besar Perang Saudara di Suriah (2011 – Sekarang)
Oleh: Wiji Abu Ghozi
Peristiwa ini merupakan kejadian yang masih berlangsung, sehingga informasi yang disampaikan sebatas data yang diperoleh saat tulisan ini dibuat (Desember 2016).
1. Latar Belakang
1.1 Sejarah Suriah Modern
- April 1946, Suriah merdeka dari Perancis
- Maret 1949, kudeta militer pertama (didukung Amerika Serikat), dan memberi jalan terjadinya perjanjian damai antara Suriah dengan Israel
- Kudeta lanjutan pada Agustus dan Desember di tahun yg sama
- Februari 1954 kembali terjadi kudeta, Agustus 1955 diadakan pemilu, Februari 1958 membentuk Republik Persatuan Arab (antara Mesir dengan Suriah)
- September 1961, kudeta yg mengakhiri Republik Persatuan Arab
- Maret 1963, kudeta oleh Komite Militer Partai Ba’ats Suriah. Partai Ba’ats kemudian menyingkirkan lawan-lawan politiknya, seperti kelompok pro-Nasser, Marxist, dan Islamis. Pada April 1964, sekitar 100 aktivis Ikhwanul Muslimin (IM) dibunuh di kota Hama.
- Februari 1966, kudeta internal Partai Ba’ats
- November 1970, kudeta oleh Hafez al-Assad
Baca juga: Membaca Konflik Suriah
1.2 Demografi Suriah
- Biro Pusat Statistik Suriah memperkirakan jumlah penduduk pada 2011 sekitar 21,124,000
Perkiraan PBB (April 2016) korban tewas akibat perang mencapai 400 ribu jiwa dengan pengungsi sekitar 4 juta jiwa
CIA World Factbook memperkirakan jumlah penduduk pada Juli 2016 sekitar 17,185,170
- Kelompok Etnik:
Arab Suriah sekitar 81% (muslim maupun non muslim)
Kurdi sekitar 9% (mayoritas sunni, sisanya syiah, dan Yazidis sekitar 40 ribu)
Turkmen 4% (mayoritas sunni)
Assyrian (3%), Circassian (1.5%), Armenian (1%)
Terdapat pula kelompok kecil etnik minoritas seperti Albanian, Bosnian, Georgian, Persia, Yunani, dan Yahudi.
- Agama:
Sunni 74% (Arab, Kurdi, dan Turkmen)
Syiah 13% (Arab, Kurdi, dan Turkmen), yaitu Nushairiyah/Alawite (11%), Syiah Imamiyah, dan Ismailiyah
Kristen 10%, terdiri atas beberapa denominasi yang sudah ada sejak masa awal lahirnya agama Kristen, antara lain Gereja Ortodoks Suriah, Gereja Katolik Yunani Melkit, Gereja Asiria Timur, Gereja Apostolik Armenia, dst
Druze 3% (pecahan Syiah Ismailiyah)
1.3 Syiah Nushairiyah
- Didirikan Muhammad bin Nushair pada abad ke-9 M, berpusat di Suriah, Ghulat (menuhankan Ali bin Abi Thalib)
- Pecahan Syiah Imamiyah pasca wafatnya Hasan al-Askari (874 M / usia 27 tahun)
Hasan al-Askari diklaim Syiah Imamiyah sebagai imam yang ke sebelas. Padahal sejak kecil hingga wafatnya, penguasa Abbasiyah menempatkan Hasan al-Askari dalam tahanan rumah. Saat ia wafat, Syiah Imamiyah membuat berita palsu bahwa Hasan al-Askari memiliki anak yang bersembunyi di bawah tanah rumahnya, dan kelak akan keluar sebagai Imam Mahdi. Untuk berhubungan dengan Imam Mahdi tersebut harus melalui perantara. Muhammad bin Nushair kemudian mengklaim bahwa dirinya adalah salah satu perantara tersebut.
- Akidah mereka didasarkan pada doktrin bahwa Allah memiliki 3 emanasi/pancaran yang telah mewujud dalam bentuk manusia selama beberapa siklus sejarah, siklus terakhir adalah Ali (sebagai maʿnā), Muhammad (sebagai ism/ḥijāb), dan Salman (sebagai bāb)
Di antara semboyan mereka adalah:
( لا إله إلا حيدرة الانزع البطين ، ولا حجاب عليه إلا محمد الصادق الأمين ، ولا طريق إليه إلا سلمان ذو القوة المتين ..)
“Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Haidarah (julukan Ali) ksatria yang terpercaya. Tiada hijab (penghalang) atasnya kecuali Muhammad Ash-Shadiq Al-Amin. Dan tiada jalan menujunya kecuali Salman Dzul Quwwatil Matin.”
- Praktik keagamaan yang mereka jalankan antara lain adalah pentasbihan dengan anggur, memperingati Nowruz dan hari raya Mary Magdalene, serta membangun kuil makam
- Menyebut diri mereka sebagai ‘Alawīyyah/Alawites (pengikut Ali)
- Ulama sepakat akan kafirnya kelompok Nushairiyah, tidak boleh menikah dengan mereka, haram sembelihan mereka, dan mayat mereka tidak boleh dikubur di pekuburan kaum muslimin (Al-Mujiz fil Adyan wal Madhzahib al-Mu’ashirah karya Syaikh Nashir al-Qafari dan Syaikh Nashir al-A’ql hal: 136-140)
- Ibnu Taimiyah: “Mereka itu lebih kafir dari pada Yahudi dan Nashrani, bahkan kekafiran mereka melebihi kekafirannya kaum musyrikin. Dan bahaya mereka terhadap umat Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam itu lebih besar dari pada kerusakan yang di timbulkan oleh orang-orang kafir yang menyerang negeri Islam, semacam Tatar dan bangsa Eropa serta yang lainnya.” (Majmu Fatawa 35/147-148)
- Saat Perancis menjajah Suriah, Nushairiyah direkrut sebagai tentara sehingga mereka memperoleh akses terhadap senjata dan kekuasaan
Baca juga: Memahami Konflik Suriah dalam 5 Menit
1.4 Partai Ba’ats Suriah
- Partai Ba’ats Arab didirikan April 1947 oleh Michel Aflaq (penganut Gereja Ortodoks Yunani) di Damaskus, Suriah
- Ideologinya merupakan gabungan antara nasionalisme Arab, pan-Arabism, dan sosialisme Arab. Ba’athisme menyerukan persatuan dunia Arab dalam satu negara. Motto: “Unity, Liberty, Socialism”
- Partai Ba’ats memiliki cabang di beberapa negara Arab (seperti Jordan, Libya, Lebanon, dst), namun hanya cabang Irak dan Suriah yang berhasil berkuasa di negaranya
- Memiliki Komite Militer yang berisi anggota dari unsur militer. Komite Militer ini yang melakukan kudeta tahun 1963. Partai juga memiliki struktur paralel dalam angkatan bersenjata Suriah
- Keanggotaan Nushairiyah ke partai Ba’ats meningkat lima kali lipat setelah partai berkuasa pada tahun 1963. Pasca 1970, pemerintahan dan militer Suriah didominasi oleh Nushairiyah dan keluarga Assad

1.5 Masa Kekuasaan Hafez al-Assad
- Memperpanjang status “Negara dalam Kondisi Darurat” (berlaku sejak 1963) sebagai legitimasi untuk menangkap, menyiksa, dan membunuh oposisi tanpa proses pengadilan, mengontrol media massa, dst
- Hanya melegalkan partai politik yang bergabung dalam National Progressive Front (al-Jabha al-Wataniyyah at-Taqaddumiyyah), konstitusi NPF mengatur bahwa Partai Ba’ats menguasai 50%+1 suara di komite eksekutifnya
- Partai politik dilarang berdiri berdasarkan suku, agama, dan wilayah (Kurdi dan Islamis tidak dapat mendirikan parpol yang legal)
- Melakukan kejahatan kemanusiaan, antara lain Pembantaian Jisr al-Shughour 1980 (150-200 warga), Aleppo 1980 (1900-an warga), Penjara Tadmor 1980 (600-1000 anggota IM), Hama 1981 (350-400 warga), Hama 1982 (20.000-40.000 warga)
- Setiap 7 tahun Assad diajukan sebagai satu-satunya calon presiden oleh parlemen
- Keluarga Assad menguasai ekonomi negara melalui BUMN (dikelola jaringan Muhammad Makhlouf) dan perusahaan swasta. Financial Times (2011) menyebutkan bahwa Rami Makhlouf (sepupu Bashar al-Assad) mengendalikan 60% perekonomian melalui jaringan bisnisnya di bidang telekomunikasi, migas, konstruksi, perbankan, transportasi, dan retail
- Keluarga Assad pada 1980-an membentuk Shabiha, yaitu kelompok sipil Nushairiyah yang dipersenjatai. Mereka menyelundupkan makanan dan komoditas yang disubsidi negara dari Suriah ke Lebanon. Sementara mobil mewah, senjata, dan obat-obatan mereka selundupkan dari Lebanon ke Suriah. Mereka terkenal dengan kekejamannya, termasuk pemerasan dengan kekerasan di wilayah Latakia.

1.6 Masa Kekuasaan Bashar al-Assad
- Memperpanjang status “Negara dalam Kondisi Darurat” yang berlaku sejak 1963
- Pilpres tahun 2000 dan 2007 hanya memiliki 1 kandidat, yaitu Bashar al-Assad. Oposisi tidak boleh mencalonkan diri
- Kerusuhan Qamishli 2004, lebih dari 30 warga Kurdi dibunuh aparat pemerintah
- Menangkap tokoh penandatangan Deklarasi Damaskus 2005 (pernyataan untuk melakukan reformasi damai dan bertahap dari tokoh-tokoh oposisi, baik Arab maupun Kurdi, sekuler dan Islamis, termasuk IM)
- Melakukan sensor terhadap internet, warnet juga harus merekam ketikan pelanggan yang melakukan diskusi di forum internet

2. Kronologi Peristiwa
Peristiwa yang disebutkan dalam kronologi ini adalah peristiwa yang mewakili kondisi suatu periode. Sehingga jumlah peristiwa yang terjadi sejatinya lebih banyak dari yang disebutkan dalam kronologi ini.
2.1 Awal Protes
- 26/28 January 2011, di Al-Hasakah (wilayah Kurdi), seorang pria (Hasan Ali Akleh) membakar dirinya sebagai bentuk protes terhadap rezim Assad. Peristiwa ini terinspirasi dari kejadian serupa di Tunisia pada Desember 2010 yang menjadi awal dari gelombang “Musim Semi Arab.”
- 5 February 2011, ratusan orang melakukan unjuk rasa di Al-Hasakah menuntut reformasi politik dan diakhirinya status “Negara dalam Kondisi Darurat.”
- 17 February 2011, di pasar al-Hamidiya, Damaskus, warga melakukan unjuk rasa memprotes tindakan polisi yang memukuli seorang pedagang.
2.2 Unjuk Rasa Semakin Membesar
- Maret 2011, warga melakukan unjuk rasa di Daraa (Suriah Selatan) menuntut diakhirinya status “Negara dalam Kondisi Darurat,” legalisasi partai politik, dan pemecatan pejabat negara yang korupsi.
- 6 Maret 2011, beberapa remaja di Daraa ditangkap polisi karena menulis “rakyat ingin rezim jatuh” di dinding.
- 15 Maret 2011, dipicu penangkapan remaja di Daraa, terjadi unjuk rasa di Damaskus menuntut reformasi dan pembebasan tahanan politik. Namun pasukan keamanan menembaki para pengunjuk rasa.

2.3 Pembunuhan terhadap Pengunjuk Rasa
- 18 Maret 2011, pasukan keamanan menembaki warga yang berunjuk rasa di Daraa sehingga menewaskan 4 warga.
- 25 Maret 2011, terjadi unjuk rasa di Latakia, Homs, Damaskus, Hama, Deir ez-Zor, dan Raqqa. Seorang pengunjuk rasa di Latakia dibunuh oleh kelompok pendukung rezim Assad. Seorang pengunjuk rasa juga dibunuh di Homs.
- 1 April 2011, pasukan keamanan menembaki pengunjuk rasa di Douma (suburban di utara Damaskus). Setidaknya sebelas orang terbunuh.
2.4 Perlawanan Rakyat
- 8 April 2011, pasukan keamanan menembaki pengunjuk rasa di Daraa, sehingga 27 warga terbunuh. Pasukan keamanan mencegah ambulans yang hendak membawa warga yang terluka. Pengunjuk rasa kemudian melakukan perlawanan sehingga membunuh anggota pasukan keamanan.
- Sampai 7 April, unjuk rasa masih didominasi tuntutan diakhirinya status “Negara dalam Kondisi Darurat,” pembebasan tahanan politik, dan pemecatan pejabat negara yang korupsi. Setelah 8 April, tuntutan pengunjuk rasa sudah berubah menjadi penggulingan rezim Assad.
- 10 April 2011, pasukan keamanan dan kelompok pendukung rezim Assad membunuh 4 pengunjuk rasa di Baniyas sehingga pengunjuk rasa membalas dengan menyergap dan membunuh anggota pasukan keamanan.
- 22 April 2011, unjuk rasa terjadi setidaknya di 20 kota dengan tuntutan untuk menggulingkan rezim Assad.
2.5 Serangan Besar Militer dan Munculnya Pembelotan
- 25-27 April 2011, militer Suriah melancarkan serangan skala besar di beberapa kota (Daraa, Douma, Talkalakh, dst) dengan menggunakan tank, artileri, dan helikopter sehingga membunuh ratusan warga.
- Banyak tentara yang membelot dan bergabung dengan pengunjuk rasa setelah perwira intelijen dan polisi rahasia membunuh tentara yang tidak bersedia menembaki pengunjuk rasa.
- 28 April 2011, pemimpin IM Suriah (di pengasingan) untuk pertama kalinya menyatakan dukungan terbuka terhadap para pengunjuk rasa.
2.6 Pemberontakan menjadi Terorganisasi
- 29 July 2011, Free Syrian Army (FSA) dibentuk oleh perwira militer Suriah yang membelot, senjata kemudian tersebar masif ke kelompok-kelompok perlawanan.
- 23 Agustus 2011, tokoh-tokoh oposisi membentuk Syrian National Council (SNC) di Turki. SNC menjadi sayap politik bagi FSA.
- SNC dianggap didominasi IM, padahal hanya 5 dari 22 anggota SNC yang berasal dari IM. Sehingga pada 11 November 2012 dibentuk koalisi baru di Qatar, yaitu The National Coalition for Syrian Revolution and Opposition Forces (Syrian National Coalition). Syrian National Coalition terdiri atas 60 orang, 22 diantaranya berasal dari SNC.
- Desember 2012, Syrian National Coalition telah diakui oleh lebih dari 130 negara sebagai satu-satunya wakil sah rakyat Suriah.
- 25 September 2013, sebagian faksi pejuang Islamis menolak Syrian National Coalition dan menyatakan bahwa “Semua lembaga yang dibentuk di luar negeri tanpa pernah berada di Suriah, tidaklah dapat mewakili kepentingan Suriah.”
2.7 Pertempuran antar Kelompok
- 29 Juni 2012, untuk pertama kalinya terjadi pertempuran antara FSA dengan YPG (Kurdi) di Afrin.
- 26 July 2012, untuk pertama kalinya terjadi pertempuran antara FSA dengan Jabhat an-Nusra, di dekat Bab al-Hawa.
- 8 April 2013, Abu Bakar al-Baghdadi memperluas wilayah kekuasaannya ke Suriah, dan menyatakan bahwa Jabhat Nusra akan dilebur dalam Dawlat al-ʿIrāq al-ʾIslāmiyyah / Islamic State in Iraq (ISI) untuk membentuk Dawlat al-Islāmiyah fī ‘l-ʿIrāq wa-sh-Shām / Islamic State in Iraq and Syria (ISIS). Namun pemimpin Jabhat Nusra menolaknya dan tetap menyatakan kesetiaan pada Al-Qaeda.
- 24 Juni 2014, Angkatan Udara Suriah mulai membom posisi ISIS di Suriah dan Irak.
2.8 Serangan Militer Amerika, Rusia, dan Turki
- July 2014, ISIS telah menguasai sepertiga wilayah Suriah, termasuk sebagian besar wilayah penghasil minyak dan gas.
- 22 September 2014, Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) mulai membom posisi ISIS dan Jabhat Nusra di Suriah. Negara-negara yang turut membantu serangan AS tersebut adalah Bahrain, Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Qatar, dan Jordan.
- 30 September 2015, militer Russia mulai membantu rezim Assad menyerang ISIS dan oposisi.
- 12 Agustus 2016, Syrian Democratic Forces (SDF) mulai merebut wilayah yang dikuasai ISIS, dan mengancam kedudukan oposisi. SDF adalah angkatan bersenjata Federation of Northern Syria – Rojava (NSR). NSR (Kurdi) didukung oleh AS, Perancis, Inggris, dan Russia.
- 24 August 2016, militer Turki mulai membantu oposisi menyerang ISIS dan SDF. Serangan Turki tersebut melalui wilayah antara Jarabulus dan Azaz yang pernah diajukan untuk menjadi Zona Aman.
Sejak 2013, Turki sudah mengajukan dibuatnya Zona Aman di Suriah Utara untuk tempat pengungsi. Namun AS dan negara-negara Barat sekutunya menolak.
Perbedaan pandangan utama antara Turki dan AS adalah mengenai siapa yang paling pertama harus disingkirkan dari Suriah. Turki menginginkan agar rezim Assad yang pertama kali harus disingkirkan dari Suriah. Sementara AS menyatakan bahwa perang melawan ISIS adalah tujuan utama dari operasi militer AS di Suriah.
Menteri Luar Negeri Turki, Feridun Sinirlioğlu, pada Agustus 2015 menyatakan bahwa pasukan Turki akan menyerang bukan hanya ISIS, tapi juga pasukan Assad, dan YPG (Kurdi) jika mereka memasuki Zona Aman yang direncanakan.
Namun AS meminta Turki untuk tidak menyerang pasukan YPG. AS juga tidak membuat sikap resmi terhadap tindakan yang akan dilakukan jika pasukan Assad memasuki Zona Aman yang direncanakan.
- 22 Desember 2016, pasukan Assad dibantu Russia, Iran, milisi Syiah Irak, dan Hezbollah, serta bekerja sama dengan SDF, berhasil merebut Aleppo dari oposisi.

3. Pihak Yang Terlibat Perang Suriah
Kelompok yang disebutkan dalam tulisan ini adalah kelompok yang mewakili ideologi atau pilihan politik yang ada di Perang Saudara Suriah. Sehingga jumlah kelompok yang terlibat sejatinya lebih banyak dari yang disebutkan dalam tulisan ini.
3.1 Rezim Assad dan Sekutunya
- Militer Suriah. Setidaknya menjelang akhir tahun 2015 rezim Assad lebih bergantung pada milisi (sipil bersenjata) dan pasukan asing daripada militer Suriah. Sebelum 2011, militer Suriah diperkirakan berjumlah 325,000 pasukan reguler (220,000 diantaranya adalah angkatan darat) dan sekitar 280,000 pasukan cadangan. July 2012, Syrian Observatory for Human Rights memperkirakan sekitar 10,000 militer Suriah telah membelot ke oposisi.
- Quwāt ad-Difāʿ al-Watanī / National Defence Forces (NDF), yaitu milisi pendukung rezim Assad yang dibentuk pada 2012. Mereka dilatih dan disokong oleh Iran dan Hezbollah. Anggota Shabiha kemudian dimasukkan dalam struktur NDF.
- Katā’ib al-Baʿts / Ba’ath Brigades, yaitu milisi anggota Partai Ba’ats yang dibentuk pada 2012.
- Al Muqāwamat al-Sūriyah / Syrian Resistance, yaitu milisi Nushairiyah yang dibentuk pada 2011 dan mengklaim sebagai penganut ideologi Marxist–Leninist. Mereka beroperasi di Suriah Barat Laut.
- Liwa Abu al-Fadhal al-Abbas / al-Abbas Brigade, yaitu milisi Syiah Imamiyah yang dibentuk pada 2012.
- Sootoro, yaitu milisi lokal yang dibentuk pada 2012 dan beroperasi di Qamishli. Mereka terdiri atas penganut Kristen Suriah, seperti orang Assyrian dan Armenian.
- Jaysh al-Muwahhideen / Army of Monotheists, yaitu milisi Druze yang dibentuk pada 2013.
- Liwa Fatemiyoun, yaitu milisi Syiah yang direkrut dari pengungsi Afghanistan/Hazara di Iran pada 2014. Mereka didanai, dilatih, dan disokong oleh Sepāh e Pāsdārān (Iranian Revolutionary Guards).
- Liwa Zaynabiyun, yaitu milisi Syiah Pakistan yang dibentuk pada 2015, dan didanai, dilatih, serta disokong oleh Iran.
- Nusur al-Zawba’a, yaitu milisi Ḥizb al-Sūrī al-Qawmī al-‘Ijtimā’ī / Syrian Social Nationalist Party, partai legal terbesar kedua di Suriah setelah Partai Ba’ats. Di Perang Saudara Suriah, milisi ini turut dibantu anggota partai yang berasal dari Lebanon.
- Popular Front for the Liberation of Palestine – General Command (PFLP-GC), yaitu milisi nasionalis Palestina yang berbasis di Suriah. Pada 2012, Mahmud Abbas mengecam PFLP-GC karena telah menyeret pengungsi Palestina ke dalam Perang saudara Suriah.
- Arab Nationalist Guard, yaitu milisi sekuler yang dibentuk pada April 2013. Mereka mengusung ideologi nasionalis Arab, dengan anggota berasal dari beberapa negara Arab, seperti Mesir, Irak, Lebanon, Palestina, Tunisia, Suriah, dan Yaman.
- Al-Hashd Al-Sha’abi (People’s Mobilization Forces), yaitu organisasi yang dibentuk pemerintah Irak pada Juni 2014 untuk memayungi sekitar 40 milisi Irak. Sebagian besar terdiri atas kelompok Syiah, namun terdapat pula kelompok Sunni, Kristen, dan Yazidi.
- Μαύρος Κρίνος (Black Lily), yaitu kelompok Neo-Nazi asal Yunani. Mereka ikut berperang di Suriah sejak 2013.
- Iran. Mereka membantu rezim Assad secara teknis dan finansial sejak awal Perang Saudara Suriah. Pada Desember 2013 terdapat sedikitnya 10,000 agen militer Iran di Suriah.
- Hezbollah. Mereka membantu rezim Assad sejak akhir 2011, dan aktif mengirim pasukan bersenjata sejak 2012.
- Russia. Mereka membantu rezim Assad sejak awal Perang Saudara Suriah melalui diplomasi dan persediaan kebutuhan militer. Sejak September 2015, militer Russia terlibat langsung dalam pertempuran. Hal ini menjadi yang pertama sejak akhir Perang Dingin bahwa Russia terlibat aktif dalam konflik bersenjata di luar perbatasan bekas Uni Soviet.
- Irak. Mereka membantu rezim Assad sejak awal Perang Saudara Suriah melalui diplomasi. Pada Maret 2013, militer Irak di perbatasan Suriah menyerang FSA di dalam wilayah Suriah. Pada April 2013, milisi-milisi Syiah Irak mengakui bahwa mereka ikut bertempur di Suriah untuk membantu Assad.
- Mesir. Pada November 2016, Al-Sisi secara terbuka memberikan pernyataan dukungan kepada Assad. Awal Desember 2016, Mesir mengirim 200 perwira dan penasihat militer ke Suriah.
- China. Sejak 2011, China dan Russia telah memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengutuk pembunuhan warga yang dilakukan rezim Assad. Pada Agustus 2016, militer China menyatakan akan meningkatkan bantuan dan pelatihan militer untuk rezim Assad.

3.2 Oposisi
Oposisi pada dasarnya adalah sebutan untuk setiap pihak yang berseberangan dengan rezim Assad, seperti FSA, Islamis, YPG (Kurdi), dan ISIS. Namun oposisi yang dimaksud dalam tulisan ini adalah kelompok yang berhubungan dengan FSA dan Islamis karena frekuensi kerja sama antar mereka masih lebih banyak daripada bermusuhannya. Sementara ISIS cenderung memusuhi semua pihak di luar kelompok mereka. Sedangkan YPG cenderung bermusuhan dengan Islamis dan ISIS, namun masih dapat bekerjasama dengan FSA dan rezim Assad.
- FSA sejak July 2011 dianggap sebagai kelompok oposisi utama. Mereka didukung AS, Turki, Inggris, Perancis, dan negara-negara Teluk (Gulf Cooperation Council).
Sejak Juli 2012 dan seterusnya, FSA melemah akibat masalah kedisiplinan anggota dan pertikaian internal. Kelompok Islamis kemudian menjadi dominan di kalangan oposisi.
Kelompok Islamis yang tergabung dengan FSA antara lain adalah Faylaq al-Rahman.
Sejak 2014, kesatuan struktur FSA mulai diragukan keberadaannya. Banyak milisi yang menggunakan nama FSA hanya agar mendapatkan dukungan internasional.
Pada February 2014, sekitar 54 kelompok oposisi (mantan anggota FSA) membentuk Jabhat al-Janubiyah (Southern Front) di Daraa. Mereka disokong oleh AS dan sekutunya melalui Jordan.
- Islamis terdiri atas banyak kelompok dimana setiap kelompok merupakan gabungan dari beberapa kelompok. Kelompok baru kerap bermunculan, dan umumnya berasal dari pecahan atau penggabungan kelompok yang sudah ada sebelumnya.
Kelompok Islamis yang tidak tergabung dengan FSA antara lain adalah Jaysh al-Islam (aktif sejak 2011), Jabhat Islamiyah al-Kurdiyah (Kurdish Islamic Front) yang pada 2014 melebur ke dalam Ahrar ash-Sham, dan Jaish al-Fatah.
- Jaish al-Fatah adalah pusat komando gabungan dari beberapa kelompok Islamis yang dibentuk pada Maret 2015 di bawah pengawasan ulama Saudi, Dr Abdullah al-Muhaysini. Mereka didukung oleh Saudi Arabia, Turki, dan Qatar.
Anggota Jaish al-Fatah antara lain adalah Ahrar ash-Sham (aktif sejak 2011), Jabhat Nusra / Jabhat fatḥ ash-Shām (aktif sejak 2012), Faylaq al-Sham (aktif sejak 2014), serta Hizbul Islam Turkistan (aktif sejak 2015).
- Agustus 2011, komando pusat Al-Qaeda memberi wewenang ISI untuk mendirikan cabang Al-Qaeda di Suriah. ISI lalu mengutus anggotanya yang berasal dari Suriah, Abu Muhammad al-Jaulani, dan beberapa rekannya ke Suriah. Mereka berhasil mengumpulkan kalangan Islamis yang sudah terlibat dalam perlawanan terhadap rezim Assad. 23 Januari 2012, Jaulani mengumumkan berdirinya Jabhat Nusra li Ahl as-Sham. 28 July 2016, untuk kepentingan diplomasi, Jabhat Nusra mengumumkan bahwa mereka telah berpisah dari Al-Qaeda, dan mengganti nama menjadi Jabhat fatḥ ash-Shām.
- IM Suriah pada 2012 membentuk Commission for Civilian Protection yang bertugas membantu koordinasi milisi oposisi di dalam Suriah serta menghubungkan mereka dengan dunia internasional. Mereka juga membentuk milisi Hayat Duru al-Thawra yang terdiri atas beberapa kelompok milisi, dan berada di bawah koordinasi FSA. Namun Hayat Duru al-Thawra mengalami perpecahan pada 2014, sebagian anggotanya kemudian membentuk Faylaq al-Sham pada Maret 2014.
- Hizbul Islam Turkistan (HIT) didirikan pada 1997 di Xinjiang. Sekitar tahun 2001, kantor pusat HIT pindah ke Waziristan Utara, Pakistan. HIT terlibat Perang Saudara Suriah ketika anggota Jabhat Nusra membantu pejuang Uyghur membuka kamp pertama mereka di Suriah. Perekrutan pejuang Uyghur juga dilakukan melalui situs internet yang berbasis di Turki. HIT mulai aktif terlibat dalam pertempuran di Suriah sejak awal tahun 2015.
3.3 ISIS
- Bermula dari kelompok kecil Jama’at al-Tawhid wal-Jihad yang dibentuk pada 1999 di Jordan
- Terlibat melawan invasi AS di Afghanistan pada 2001
- Terlibat melawan invasi AS di Irak pada 2003
- Bergabung dengan Al-Qaeda pada Oktober 2004
- Mengumumkan berdirinya Islamic State in Iraq (ISI) pada Oktober 2006
- Mengumumkan berdirinya Islamic State in Iraq and Syria (ISIS) pada April 2013, dan mulai memperluas wilayah kekuasaannya ke Suriah
- Jabhat Nusra dan Al-Qaeda menolak berdirinya ISIS, namun ISIS pada Juni 2013 menolak keputusan Al-Qaeda tersebut
- ISIS kemudian mengumumkan berdirinya Khilafah Islamiyah pada Juni 2014
3.4 Rojava (SDF)
- Federation of Northern Syria – Rojava / Kurdistan Barat / NSR adalah federasi yang dibentuk milisi Kurdi di Suriah Utara. Mereka bertujuan mendirikan negara sekuler berdasarkan prinsip-prinsip sosialisme demokratis.
- NSR didominasi orang Kurdi namun juga terdapat kelompok Arab, Assyrian, Turkmen, Armenian, dan Circassian. Angkatan bersenjatanya adalah Syrian Democratic Forces (SDF).
- NSR didukung oleh AS, Inggris, Perancis, dan Russia.
- Pertempuran antara SDF dengan pasukan rezim Assad telah jarang terjadi. Pada beberapa kampanye militer, terjadi kerjasama diam-diam antara SDF dengan pasukan rezim Assad dalam melawan kelompok Islamis dan ISIS.
- Yekîneyên Parastina Gel / People’s Protection Units (YPG), aktif sejak 2011, adalah milisi utama pembentuk SDF. Mereka didominasi orang Kurdi, namun juga merekrut orang Arab, Turkmen, Chechen, dan warga negara lain termasuk Australia.
- Milisi yang juga tergabung dalam SDF, antara lain adalah:
Mawtbo Fulhoyo Suryoyo (Syriac Military Council), yaitu milisi Assyrian (Kristen) yang dibentuk pada January 2013.
Jaysh al-Thuwar, yaitu milisi multi-ethnic yang dibentuk pada May 2015. Mereka umumnya berasal dari sisa kelompok-kelompok FSA yang telah dikalahkan Jabhat Nusra.
International Freedom Battalion, yaitu milisi yang dibentuk pada Juni 2015, dan terdiri atas pejuang berideologi kiri dari berbagai negara. Milisi ini terinspirasi dari Brigade Internasional pada Perang Saudara Spanyol 1936 – 1939.
- SDF juga dibantu oleh Peshmerga dan Partiya Karkerên Kurdistanê / Kurdistan Workers’ Party (PKK)
Peshmerga adalah pasukan militer dari wilayah otonomi Kurdistan Irak.
PKK adalah kelompok sayap kiri yang berbasis di Turki dan Irak.
(1408)