Drug Enforcement Administration (DEA) mengumumkan pada 1 February 2016, bahwa operasi gabungan 7 negara berhasil membongkar jaringan narkoba Hezbollah.
Juru bicara DEA, Rusty Payne, menyatakan pada CNN bahwa jaringan tersebut telah melakukan pencucian uang untuk mendanai kegiatan Hezbollah di Suriah dan Lebanon.
Hezbollah, secara resmi berdiri pada 1985, adalah organisasi Syiah Lebanon yang lahir dari pengaruh Revolusi Iran 1979. Pengikut Hezbollah terutama berasal dari Lebanon Selatan, Beirut dan daerah sekitarnya, serta utara Lembah Beqaa dan wilayah Hirmil.
Pendanaan Hezbollah antara lain berasal dari sumbangan anggota, bantuan Iran, serta jaringan usaha kriminal. Keterbatasan keuangan yang dialami Iran membuat Hezbollah harus mencari sumber dana dari usaha kriminal, diantaranya adalah perdagangan narkoba.
Hezbollah telah bekerja sama dengan kartel Amerika Selatan untuk mendapat pasokan narkoba. Situs Los Angeles Times pada 22 Oktober 2008 memberitakan penangkapan anggota jaringan narkoba Hezbollah (Chekry Harb) di Bogota, Kolombia.
Hezbollah mengirim narkoba Amerika Selatan melalui Panama, Venezuela, dan Guatemala untuk dipasarkan ke Amerika Serikat (AS), Eropa, dan Timur Tengah. Uang hasil penjualan narkoba kemudian ‘dicuci’ melalui front companies di Panama dan Hong Kong.
Front companies adalah perusahaan legal yang menjadi kedok dan sarana pencucian uang dari usaha kriminal. Front companies menggunakan uang hasil penjualan narkoba untuk membeli berbagai barang legal, yang kemudian dijual kembali untuk mendapatkan uang tunai.
Sumber pasokan narkoba Hezbollah juga berasal dari Iran. Situs Der Spiegel pada 12 Juli 2011 menyebutkan bahwa Iran telah mengganti sebagian bantuan dana tunai mereka dengan heroin dan kokain untuk dipasarkan Hezbollah ke Eropa.
Hezbollah bahkan telah memiliki perkebunan hashish dan marijuana di Lembah Bekaa. Situs The Daily Beast pada 9 Juli 2014 menyebutkan bahwa pasar hashish dan marijuana Hezbollah antara lain adalah Dubai, Yordania, dan Irak.
(193)