
Bahasa itu adalah sebuah sistem. Sistem bermakna susunan teratur berpola yang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna atau berfungsi. Bahasa terdiri dari unsur-unsur yang secara teratur tersusun menurut pola tertentu dan membentuk satu kesatuan.
Secara umum sebuah bahasa mempunyai sistem yang terdiri dari:
- Fonologi (Ilmu Bunyi Bahasa)
Dalam bahasa Arab, fonologi dipelajari dalam ilmu Tajwid khususnya makharijul huruf (artikulasi). Dalam kajian ini, kita akan membedakan bunyi alif (ا) dengan bunyi ‘ain (ع), qaf (ق) dengan huruf kaf (ك), sin (س) dengan shad (ص), dst.
2. Morfologi (Ilmu perubahan kata)
Dalam bahasa arab morfolgi dipelajari dalam ilmu shorof ().Shorof (الصرف) adalah ilmu tentang perubahan yang terjadi dalam sebuah kata (internal). Dalam ilmu lingusitik shorof disebut morfologi.
Contoh 1 (Eng):
go – went- gone
eat – ate-eaten
Contoh 2 (Arab)
فعل الأمر | فعل المضارع | فعل الماضي |
Fiil amr (imperative) | Fiil mudhari (present-future) | Fiil madhi (past tense) |
أُكْتُبْ | يَكْتُبُ | كَتَبَ |
- 3. Sintaksis (hubungan antar kata dalam kalimat)
Sintaksis dalam bahasa Arab dikenal dengan ilmu Nahwu (النحو). Nahwu adalah ilmu yang membahas perubahan yang terjadi antar kata dalam sebuah kalimat bahasa Arab. Peran utama ilmu Nahwu adalah mengidentifikasi hukum akhir dari suatu kata, apakah berharokat dhommah, fathah atau kasrah.
Contoh (Eng)
I go to school
He goes to school
Contoh ( Arab):
قَالَ مُسْلِمٌ | رَأَيْتُ مُسْلِمًا | أَذْهَبُ مَعَ مُسْلِمٍ |
Muslim berkata | Aku melihat muslim | Saya pergi bersama muslim |
sebagai subjek (fa’il), berharokat akhir dhommah | sebagai Objek (maf’ul), berharokat akhir fathah | terkena reaksi huruf jar (مَعَ) hingga berharokat akhir kasrah |
1 | 2 | 3 |
Contoh 2:
QS. Al-Baqarah ayat 7-9:
خَتَمَ ٱللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمۡ وَعَلَىٰ سَمۡعِهِمۡۖ وَعَلَىٰٓ أَبۡصَٰرِهِمۡ غِشَٰوَةٞۖ وَلَهُمۡ عَذَابٌ عَظِيمٞ ٧
وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَقُولُ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَبِٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَمَا هُم بِمُؤۡمِنِينَ ٨
يُخَٰدِعُونَ ٱللَّهَ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَمَا يَخۡدَعُونَ إِلَّآ أَنفُسَهُمۡ وَمَا يَشۡعُرُونَ ٩
7. Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat
8. Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian,” pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman
9. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar
Dalam surat Al-baqarah ayat 7-9 di atas, kata Allah (ٱللَّه) pada ayat 7 berharokat akhir dhommah (ــُـ) karena posisinya sebagai Subjek (fa’il), pada ayat 8 berharokat kasroh (ــِـ) karena tereaksi oleh huruf jar/preposisi بِ, dan pada ayat 9 berharokat fathah (ــَـ) karena posisinya sebagai objek (maf’ul bih).
- 4. Semantic (Ilmu Makna)
Dalam bahasa Arab disebut ilmu ad-dalalah. Ilmu ad-dalalah adalah ilmu yang mempelajari tentang makna suatu bahasa, baik pada tataran makna mufrodat (kosa-kata) maupun pada makna dalam tataran struktur atau gramatikal bahasa.
Contoh 1:
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
“dan sembahlah Rabbmu sampai datang kepadamu yang diyakini (kematian).” [QS
Al Hijr: 99]
Di dalam ayat ini الْيَقِينُ bermakna
kematian.
sebagimana haditsyang menceritakan kisah kematian seorang sahabat Utsman bin
Mazh’un:
أَمَّا هُوَ فَقَدْ جَاءَهُ الْيَقِينُ. وَاللَّهِ، إِنِّي لَأَرْجُو لَهُ الْخَيْرَ
“Adapun dia (Utsman bin Mazh’un), maka sungguh telah datang kepadanya kematian. Demi Allah, sesungguhnya saya sangat mengharapkan dia mendapatkan kebaikan.” [HR Al Bukhari (1243)]
Di dalam hadits ini الْيَقِينُ bermakna kematian.
Contoh 2:
وَالْمُطَلَّقَاتُ يَتَرَبَّصْنَ بِأَنْفُسِهِنَّ ثَلاثَةَ قُرُوءٍ
Wanita-wanita yang ditalak hendaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru’.’ [QS. al-Baqarah : 228].
quru’ adalah masa haidh dan juga masa suci dari haidh.
Pendapat 1: makna aqra’ (quru’) pada ayat di atas adalah haidh (pendapat para khalifah yang empat, Ibnu Mas’ud, Mu’adz, dan lainnya).
Pendapat 2: yang dimaksud adalah masa suci dari haidh ( ‘Aisyah, Ibnu Umar, Zaid bin Tsabit, dan lainnya).
Adapun dalam pembahasan ini, kami akan fokuskan pada poin ke 2 dan 3 ( Morfologi dan sintaksis) yang dalam Bahasa Arab dikenal dengan ilmu Nahwu-Shorof.
(49)